Krisis Real Madrid: Xabi Alonso Terancam di Tengah Performa Menurun dan Ketegangan Ruang Ganti
2025-12-12 02:18:02 By Ziga
Real Madrid, di bawah kepelatihan Xabi Alonso, tengah menghadapi periode yang penuh tantangan pada akhir tahun 2025, setelah sebelumnya memulai musim 2025/2026 dengan harapan tinggi. Setelah meraih kemenangan spektakuler 2-1 atas Barcelona dalam El Clasico pada Oktober 2025, Los Blancos justru mengalami penurunan performa yang cukup mencolok. Laga-laga setelah kemenangan itu menyisakan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban, dengan banyak pihak yang mulai meragukan kontribusi beberapa pemain kunci di berbagai lini.
Kini, setelah gagal mempertahankan posisi puncak di klasemen La Liga dan menunjukkan hasil yang mengecewakan di Liga Champions, tekanan terhadap Alonso semakin besar. Kekalahan beruntun dari Liverpool dan Manchester City, ditambah dengan serangkaian hasil imbang di liga domestik, membuat situasi semakin memanas. Rentetan hasil negatif tersebut menempatkan Alonso dalam posisi yang cukup sulit, hanya beberapa bulan setelah ia dipercaya untuk menggantikan posisi pelatih. Isu pemecatan pun sempat mencuat, menambah berat beban yang dihadapinya.
Namun, Xabi Alonso tidak bisa sepenuhnya disalahkan atas situasi ini. Meskipun pengaruh taktik dan strategi pelatih sangat signifikan, beberapa pemain Madrid memang tampil jauh di bawah standar, yang menyebabkan rencana-rencana pelatih tidak berjalan dengan lancar. Kinerja buruk di lapangan seolah mematahkan optimisme yang sempat ada pada awal musim, dan kini klub raksasa Spanyol ini harus mencari cara untuk bangkit kembali sebelum krisis semakin dalam.
Lini Pertahanan yang Rentan
Sektor pertahanan Real Madrid menjadi salah satu titik sorotan utama. Ketika tim kebobolan banyak gol atau kehilangan poin penting, banyak pihak yang langsung menuding lini belakang sebagai biang keladi. Salah satu masalah yang mencuat adalah inkonsistensi dalam koordinasi, kesalahan posisi, serta kegagalan dalam duel satu lawan satu yang melibatkan bek-bek tengah seperti Eder Militao, Dean Huijsen, dan Antonio Rudiger.
Kekalahan dari Liverpool (0-1) dan Manchester City (1-2), serta kebobolan tiga gol dari Olympiakos di Liga Champions, jelas menunjukkan bahwa ada celah yang cukup besar di sektor pertahanan. Para bek sayap seperti Dani Carvajal, Ferland Mendy, dan Fran Garcia juga tidak bisa lepas dari sorotan. Meskipun mereka memiliki peran penting baik dalam menyerang maupun bertahan, kekurangan kontribusi ofensif atau terlalu sering terekspos di belakang bisa sangat membebani tim secara keseluruhan. Kurangnya kecepatan untuk kembali bertahan dan kesalahan dalam pengambilan keputusan di area pertahanan menjadi faktor kunci yang memengaruhi hasil buruk Madrid.
Lini Tengah yang Tak Kunjung Stabil
Lini tengah, yang biasanya menjadi jantung permainan Real Madrid, juga tidak luput dari kritik. Di bawah asuhan Alonso, peran gelandang harusnya lebih dominan, tetapi kini ada penurunan yang cukup signifikan, terutama dari pemain seperti Federico Valverde. Dengan kemampuannya yang luar biasa, Valverde sempat menjadi motor penggerak Madrid, namun kontribusi ofensifnya kini jauh menurun. Dia terlihat ragu-ragu saat mendapatkan kesempatan untuk menyerang, yang sangat berbeda dengan penampilan luar biasa yang ia tunjukkan dalam dua musim sebelumnya.
Masalah juga terlihat dalam keseimbangan lini tengah. Meskipun Aurelien Tchouameni dan Eduardo Camavinga masih bisa diandalkan dalam tugas defensif, tim tidak mampu mencapai tingkat keseimbangan yang optimal. Tanpa kehadiran Toni Kroos yang merupakan otak permainan Madrid pada musim-musim sebelumnya, lini tengah Madrid tampak kehilangan arah. Pada banyak kesempatan, tim kesulitan untuk menguasai lini tengah, yang membuat struktur tim menjadi lebih rapuh.
Ketergantungan pada Mbappé dan Krisis Penyerangan
Di sektor serangan, masalah utama yang dihadapi Madrid adalah ketergantungan yang sangat besar pada Kylian Mbappé. Meski terus mencetak gol dan menyelamatkan tim dari situasi sulit, Mbappé tidak bisa bekerja sendirian. Pemain-pemain lain yang seharusnya berperan sebagai pelengkap belum mampu memberikan dampak yang signifikan. Vinicius Junior, yang sempat menjadi andalan tim, kini tampak tertekan dan tidak bisa bermain lepas, mungkin karena berbagai isu negatif yang menyerang dirinya di luar lapangan.
Sementara itu, Rodrygo, yang pernah menunjukkan potensi besar dengan mencetak gol-gol penting, seperti gol ke gawang Manchester City, jarang diberi kesempatan untuk bermain lebih banyak oleh Alonso. Meskipun Rodrygo terbukti bisa menjadi pembeda, keputusan Alonso untuk tidak memberinya lebih banyak waktu bermain menambah keraguan mengenai strategi pelatih.
Masalah Mentalitas dan Dinamika Ruang Ganti
Di balik penurunan performa ini, masalah mentalitas dan dinamika ruang ganti juga menjadi isu yang tidak bisa diabaikan. Kekalahan mengejutkan dari Celta Vigo di Santiago Bernabeu menyoroti adanya krisis kepemimpinan dan kekurangan mentalitas juara dalam tim. Tanpa kehadiran sosok pemimpin berpengaruh seperti Sergio Ramos atau Karim Benzema, Madrid tampaknya kesulitan menghadapi tekanan besar dalam situasi-situasi genting. Tidak ada lagi pemain yang mampu menenangkan tim saat berada dalam kesulitan, sebuah peran yang selama ini dipegang oleh kedua pemain tersebut.
Beberapa laporan dari media Spanyol juga mengindikasikan ketidakpuasan di kalangan pemain terhadap manajemen Alonso. Kombinasi antara masalah performa di lapangan, ketegangan dalam ruang ganti, dan cedera yang menghantui beberapa pemain membuat posisi Alonso semakin rapuh. Meskipun manajemen klub masih menghargai kerja keras Alonso, hasil-hasil buruk yang terus berlanjut membuat masa depannya di klub semakin dipertanyakan.
Tantangan Berat untuk Xabi Alonso
Kini, Xabi Alonso dihadapkan pada tantangan besar: bagaimana mengatasi krisis ini dan mengembalikan Real Madrid ke jalur kemenangan. Selain harus memperbaiki performa tim, Alonso juga harus menyelesaikan masalah mentalitas, dinamika ruang ganti, dan tentu saja badai cedera yang mengganggu tim. Sebagai pelatih yang baru mengambil alih tim pada awal musim, tekanan ini jelas sangat besar, dan setiap keputusan yang diambilnya akan sangat menentukan apakah ia bisa bertahan lebih lama di Santiago Bernabeu atau tidak.
Dengan waktu yang semakin terbatas, Alonso harus menemukan cara untuk mengembalikan stabilitas tim, memperbaiki koordinasi antar lini, dan mengembalikan kepercayaan diri para pemain. Jika tidak, masa depan Real Madrid yang gemilang justru bisa berubah menjadi mimpi buruk yang tak terelakkan.
Sedang Tayang
🔥 Populer