Cristiano Ronaldo Ungkap Kekesalannya pada Sarri Saat di Juventus

2025-10-19 03:14:11 By Ziga

Cristiano Ronaldo pernah menunjukkan ketidaksenangannya terhadap instruksi taktik yang diberikan Maurizio Sarri saat masih berseragam Juventus musim 2019/2020. Cerita menarik ini diungkap oleh mantan rekan setimnya, Gianluca Frabotta, dalam sebuah wawancara baru-baru ini.

 

Sebagai pemain yang dikenal perfeksionis dan memiliki naluri tajam di lapangan, Ronaldo ternyata pernah merasa frustrasi dengan pendekatan taktis Sarri. Meskipun berhasil mencetak 37 gol dalam 46 laga sepanjang musim tersebut, ada momen di balik layar yang cukup mengejutkan.

 

Frabotta menceritakan bahwa kejadian itu berlangsung saat sesi latihan taktik berlangsung. Saat itu, Sarri memberikan instruksi soal skema bola mati, namun Ronaldo terlihat kurang sabar dan memberikan reaksi yang tidak biasa.

 

Menurut Frabotta, superstar asal Portugal tersebut merasa tak perlu penjelasan teknis yang terlalu rinci. Ia lebih mengandalkan insting dan pemahamannya terhadap permainan.

 

“Ketika Sarri menjelaskan pergerakan bola mati, Ronaldo tampak kurang nyaman. Dia tidak butuh arahan seperti itu — dia berbeda,” ujar Frabotta kepada Corriere della Sera.

 

Alih-alih melawan dengan kata-kata, Ronaldo memilih menyampaikan pesan dengan cara simbolik. “Dia mencabut beberapa helai rumput, lalu mencium dan mengunyahnya. Setelah itu, dia bilang, ‘Saya suka membaca lapangan sendiri dan memahami ke mana bola akan bergerak,’” lanjut Frabotta.

 

Aksi unik tersebut menjadi bentuk protes halus dari seorang pemain yang terbiasa mengandalkan naluri alaminya di lapangan, sekaligus menggambarkan betapa besar kepercayaan diri Ronaldo terhadap kemampuannya.

 

Karier Frabotta: Dari Serie A ke Inggris yang Tak Ramah

 

Setelah berpisah dengan Juventus, Gianluca Frabotta menjalani perjalanan panjang di sepak bola Italia bersama klub-klub seperti Verona, Frosinone, Bari, dan Cosenza. Namun, petualangan terbarunya justru membawanya ke Inggris, bergabung dengan West Bromwich Albion.

 

Sayangnya, pengalaman di Negeri Ratu Elizabeth jauh dari ekspektasi. Frabotta mengaku kesulitan beradaptasi, baik secara personal maupun profesional.

 

“Setelah periode positif di Cosenza, saya menerima tawaran dari West Brom. Tapi semuanya berjalan di luar harapan. Saya merasa tidak dihargai,” ujar bek kiri berusia 26 tahun itu.

 

Meski selalu tampil maksimal dalam latihan, Frabotta merasa tak mendapatkan tempat di tim utama. Ia juga menghadapi tantangan emosional karena tinggal jauh dari keluarga dan budaya yang berbeda.

 

“Cuaca yang suram, bahasa yang tidak saya kuasai, dan minim interaksi sosial membuat saya merasa terisolasi. Tapi saya memutuskan untuk tidak menyerah,” tutupnya.